A. Kerajaan
Maiwa sebagai Lili dari Kerajaan Sidenreng
Di Kabupaten
Enrekang terdapat sebuah kecamatan Maiwa dimana dulunya di Kecamatan berdiri
sebuah Kerajaan yang diperintah oleh seorang raja bernama Latakkebuku yang
berkedudukan di Bantilang. Pada masa pemerintahan pua’ta Latakkebuku kerajaan
ini mencapai masa kejayaannya , sehingga banyak dari kerajaan yang ada disekitarnya
merasa cemburu dan ingin menguasainya.[1]
Salah satu
kerajaan yang pernah menyerang Kerajaan ini adalah Kerajaan Bone dan Sidenreng.
Namun serangan itu dapat di patahkan oleh pasukan Takkebuku. Karena kegigihan
pasukan-pasukan Latakkebuku dalam mempertahankan
Kerajaan orang-orang Sidenreng kemudian menyebutnya dengan istilah to Mewa, artinya
orang yang melawan, to Mewa itulah kemudian berubah menjadi To Maiwang dan
akhirnya berubah menjadi to Maiwa yang berpusat di Battilang dan kemudian
dipindahkan ke Tapong.[2]
|
Sepeninggal
pua’ta Latakkebuku beliau di gantikan oleh anaknya I Bantilan. Pada masa pemerintahannya beliau
dipersunting oleh salah seorang keturunan Raja Bone yang kemudian hal inilah
merupakan awal terjalinnya hubungan baik dan harmonis antara Kerajaan Maiwa dan
Kerajaan Bone.
Maiwa merupakan
suatu kerajaan kecil yang diperintah oleh seorang Raja (Arung) sebelum
tergabung dalam Konfederasi Massenrempulu Kerajaan ini sudah berkembang
terutama dalam bidang keagamaan dimana pada masa kepemimpinan Pua’ta Lundu
(1602-1625) merupakan pertama kali masuknya agama islam. Masuknya islam dalam Kerajaan
ini berhubungan erat dengan masuknya islam di Sidenreng dimana disebutkan dalam
Lontara Gowa Tallo bahwa wilayah Sidenreng Rappang masuk islam pada tahun 1609
sementara salah seorang putra raja Maiwa yakni Janggo ridi kembali dari Gowa
membawa ajaran agama islam pada tahun 1608. Janggo ridi adalah orang pertama
menerima islam, karena setelah beliau kemudian ada utusanRaja untuk mempelajari
islam seperti I pua’ dan Matindoi di
Langgara’na.[4]
Pada masa itu
agama islam menjadi agama kerajaan dan sekaligus disebarkan ke kerajaan-kerajaan tetangganya seperti
Enrekang, duri dan bahkan tana toraja. Penyebaran agam islam itu sudah
berlangsung sejak tahun 1615 sampai dengan tahun 1620 seperti ke Kerajaan Duri
dan Kerajaan Enrekang.[5]
jadi sebelum tergabung dalam Konfederasi Massenrempulu hubungan Kerajaan Maiwa
dengan Kerajaan yang termasuk dalam Konfederasi Massenrempulu seperti Duri dan
Enrekang telah terjalin sangat baik.
Peran
raja-raja Maiwa di Tapong dalam menyiarkan islam dilakukan secara bersama
dengan kerajaan Sidenreng Rappang. Itulah sebabnya sehingga persahabatan antara
Kerajaan Maiwa dan Sidenreng Rappang sangat erat. Dan menjadi bahagian dari
Kerajaan Sidenreng Rappang dengan status lili.[6]jadi
sebelum tergabung dalam Konfederasi Massenrempulu kerajaan ini merupakan lili
dari kerajaan Sidenreng Rappang. Selain itu karena hubungan kekeluargaan dengan
Kerajaan Bone baik, maka kerajaan Maiwa juga merupakan sahabat Kerajaan Bone. Adapun sistem pemerintahan Kerajaan
secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut
Raja
Sullebatang
Pabbicara
Tarata
& Tarata
& Tarata
&
To
Matoa Kampong To Matoa Kampong To Matoa Kampong
Rakyat
Dalam masyarakat
maiwa juga dikenal adanya kepala-kepala tingkat bawah seperti Indo Guru,
Jannang dan suro. Setelah masuknya pengaruh islam dan bahkan agama islam
menjadi agama kerajaan system pemerintahan kerajaan berubah dengan memasukkan
unsur syarak sebagai bagian dari pemerintahan Kerajaan. Pejabat syarak seperti
Kadhi yang bertugas mengajar seluk beluk agama islam memimpin pelaksanaan
ibadah, membina mesjid, mengatur pemungutan pajak dan zakat,dan mengatur
penyelenggaraan pernikahan., Bilal bertugas menyuarakan azan. Imam dan guru
bertugas mengurus dan melayani kegiatan-kegiatan keagamaan bagi warga kampung.[7]Dalam
bidang social kerajaan maiwa mengusahakan kemakmuran rakyatnya dengan mengusahakan
lapangan pertanian bagi rakyatnya.
B. Kerajaan
Maiwa dalam Konfederasi Massenrempulu
Konfederasi
massenrempulu didirikan Bone pada waktu Bissu Tonang Arung Enrekang Ke III
sekitar abad XVI M.[8]
pada awal pembentukan konfederasi ini terdapat tujuh kerajaan didalamnnya
sehingga disebut Pitue Massenrempulu yang terdiri dari :
1)
Kerajaan
Endekan yang dipimpin oleh Arung/Puang Endekan
2)
Kerajaan
Kassa yang dipimpin oleh Arung Kassa'
3)
Kerajaan
Batulappa' yang dipimpin oleh Arung Batulappa'
4)
Kerajaan
Tallu Batu Papan (Duri) yang merupakan gabungan dari Buntu Batu, Malua, Alla'.
Buntu Batu dipimpin oleh Arung/Puang Buntu Batu, Malua oleh Arung/Puang Malua,
Alla' oleh Arung Alla'
5)
Kerajaan
pituriase
6)
Kerajaan
Letta' yang dipimpin oleh Arung Letta'
7)
Kerajaan
Binuang yang dipimpin oleh Arung Binuang[9]
Karena terjadinya perang antara Bone dan Wajo yang dimenangkan oleh Arungpone dalam
pertempuran itu maka Binuang dimasukkan kedalam Baqbana binanga dan untuk
kerajaan Pituriase penulis tidak mendapatkan penjelasan mengenai keluarnya dari
federasi massenrempulu sehingga Konfederasi Pitue massenrempulu berubah menjadi
Limae massenrempulu karena kerajaan yang tergabung dalam konfederasi tersebut
tinggal lima kerajaan yaitu : Enrekang, Batulappa, Kassa, Letta, dan Duri. Akan
tetapi pada tahun 1685 Letta ditaklukkan oleh Bone yang pada saat itu
diperintah oleh Aru Palakka Petta Malampe’E Gemme’na. hal ini disebabkan oleh
tindakan gegabah dan kurang perhitungan membunuh utusan dari Bone. Tindakan ini
ditanggapi bone sebagai suatu penghinaan yang harus diberikan ganjaran.
Kerajaan Bone bersama dengan wajo, soppeng dan sidenreng mengangkat senjata
memerangi Letta[10].
Akibat dari peperangan tersebut tidak hanya dirasakan oleh kerajaan Letta,
tetapi kerajaan yang ada disekitarnya seperti lili dari kerajaan sawitto juga
ikut dihancurkan, sedangkan orang-orang yang ditawan dinyatakan sebagai hamba
dan dibagi kepada empat raja yang bersangkutan.
Tahun 1685 M Latenritette Petta Risompae Dg. Serang Arung
Palakka Malampe’E Gemme’na Raja Bone mengeluarkan Letta dari gabungan
Massenrempulu[11].
Pada kesempatan itu Maiwa yang tadinya menjadi lili dari sidenreng, oleh
keempat raja tersebut ditingkatkan kedudukannya menjadi kerajaan yang berdaulat
kemudian dimasukkan kedalam federasi massenrempulu menggantikan Letta yang
telah ditaklukkannya itu. Sedangkan Bilokka, cerowalie, awanio, dan WettaE yang
tadinya berada dibawah kekuasaan soppeng dimasukkan menjadi lili dari kerajaan
sidenreng.
Setelah Letta digantikan oleh Maiwa maka konfederasi Limae
massenrempulu terdiri dari kerajaan Enrekang, Batulappa, Kassa, Maiwa, dan
Duri. Didalam federasi massenrempulu Arung Buttu lebih luas wewenangnya dari
arung Enrekang, karena Arung Buttu sebagai panglima tentara gabungan
Massenrempulu dan sebagai pemimpin rapat Federasi yang diadakan di Enrekang
sebagai pusat Massenrempulu. Dimana, rapat federasi ini sering dihadiri oleh
Raja Bone.
Pada tahun 1685
Kerajaan Letta di taklukkan oleh Kerajaan Bone hal ini disebabkan oleh tindakan
gegabah dan kurang perhitungan yang
dilakukan oleh Kerajaan Letta membunuh
utusan dari Bone. Tindakan ini ditanggapi Kerajaan Bone sebagai suatu
penghinaan yang harus diberikan ganjaran. Kerajaan Bone bersama dengan wajo,
soppeng dan sidenreng mengangkat senjata memerangi Letta[12].
Akibat dari peperangan tersebut tidak hanya dirasakan oleh kerajaan Letta,
tetapi kerajaan yang ada disekitarnya seperti lili dari kerajaan sawitto juga
ikut dihancurkan, sedangkan orang-orang yang ditawan dinyatakan sebagai hamba
dan dibagi kepada empat raja yang bersangkutan.
Tahun 1685 M Latenritette Petta Risompae Dg. Serang Arung
Palakka Malampe’E Gemme’na Raja Bone mengeluarkan Letta dari gabungan
Massenrempulu[13].
Pada kesempatan itu Maiwa yang tadinya menjadi lili dari sidenreng, oleh
keempat raja tersebut ditingkatkan kedudukannya menjadi kerajaan yang berdaulat
kemudian dimasukkan kedalam federasi massenrempulu menggantikan Letta yang
telah ditaklukkannya itu. Sedangkan Bilokka, cerowalie, awanio, dan WettaE yang
tadinya berada dibawah kekuasaan soppeng dimasukkan menjadi lili dari kerajaan
sidenreng.
[1] Hasil Wawancara dengan Anonim,
29 agustus 2012
[2] Laporan pengumpulan data,Peninggalan Sejarah Dan Purbakala Kabupaten
Enrekang, (Enrekang : Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Sulawesi Selatan,
1986), hlm. 37
[3] Silla sarang, Sejarah Pemerintahan di wilayah Maiwa.
(Enrekang : Sarasehan Sejarah Pemerintahan Kabupaten Enrekang, 1993 ), hlm.5.
[4] Laporan penelitian, Sejarah Kerajaan-Kerajaan Local di
Massenrempulu (Enrekang : Kantor Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
ENrekang, 2005 ), hlm. 69.
[6] Mappasanda, Massenrempulu Menurut Catatan D.F Van Braam Morris (terjemahan, 1991).
hlm. 1.
[7] Laporan penelitian, Sejarah Kerajaan-Kerajaan Local di
Massenrempulu (Enrekang : Kantor Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
ENrekang, 2005 ), hlm. 65.
[8] Palisuri, Sejarah pemerintahan wilayah kerajaan Enrekang Dari Abad XV s/d XX M. (
Enrekang: serasehan sejarah pemerintahan Kabupaten Enrekang 1993), hlm. 7
[9] Ibid.
hlm. 7.
[10]Mappasanda, Massenrempulu Menurut catatan D.F. Van Braam Morris (terjemahan, 1991). Hlm. 1.
[11] Palisuri. 1993. Op. Cit. hlm. 7
[12]Mappasanda, Massenrempulu Menurut catatan D.F. Van Braam Morris (terjemahan, 1991). Hlm. 1.
[13] Palisuri,Sejarah Pemerintahan Wilayah Kerajaan Enrekang Dari Abad XV s/d XX M.
(Enrekang : serasehan sejarah pemerintahan Kabupaten Enrekang 1993 ) . hlm. 7.
setahu saya kerajaan pertama itu kerajaan tapong, lalu dari kerajaan tapong maka lahirlah kerajaan maiwa, di mana raja tapong pada saat itu puaqta takkebuku mengirim anaknya untuk memimpin kerajaan maiwa, yg di namakan arung maiwa...hehehe
BalasHapusyup sepakat...
HapusPuata Latakkebuku ad/ arung Tapong I
Kalau arung dari kaluppang,,,limbuan,,,siapa
BalasHapusnumpang tanya silessurang kalau pua'talempong raja tapong yang ke berapa,mohon dengan sangat jawabannya dan anak cucunya tersebar di maiwa dimna saj maksih
BalasHapusNumpang Tanya juga silessureng, kalau Arung Guliling Anak dari Arung Siapa?
Hapusnumpang tanya silessurang kalau pua'talempong raja tapong yang ke berapa,mohon dengan sangat jawabannya dan anak cucunya tersebar di maiwa dimna saj maksih
BalasHapusAda yg tau silsilah Arung batu lappa yg keturunannya sempat ada yang kawin dgn keturunan karaeng Akkotengeng
BalasHapusKerajaan Bone bersama dengan wajo, soppeng dan sidenreng mengangkat senjata memerangi Letta. Yg jadi pertanyaan saya adlh apakah kerajaan letta kerajaan yg sangat besar sampai harus diserang oleh 4 kerajaan?
BalasHapusKerajaan letta,kerajaan yg sngt di segani di prhtngkn arung palakka tdk mudah di kalahkan kerajaan letta trtua peradabx.
HapusKerajaan letta di kalahkan dng cara di keroyok bukan empat kerajaan tetapi lima kerajaan:
Bone,wajo,sidenreng,soppeng dan belanda
Betul sekali, letta ada suatu kerajaan yg sangat disegani dari dlu hingga skrg. Bukan hanya disegani di tanah sulawesi tapi jg di Tanah Borne kalimantan
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusPuang Janggo Ridiji saya mau tahu juga bosku1
BalasHapusIjin bertanya raja terakhir dari kerajaan tapong siapa? Dan tahun berapa akhir kerajaan tapong
BalasHapusTabe, arung maiwa X dan XI siapa namax?
BalasHapus